TATA CARA SHOLAT GERHANA
TAHUKAH Anda bahwa pada hari Rabu
tanggal 9 Maret besok ini akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT)?
Gerhana Matahari merupakan fenomena alam yang cukup langka.
Bahkan, peristiwa GMT pada 2016 ini dapat dikatakan sangat
istimewa. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan), Thomas Djamaluddin gerhana matahari total 2016 bisa dikatakan
pengalaman ‘sekali seumur hidup’.
“Istimewa karena hanya Indonesia yang dilalui gerhana
matahari tersebut. Wilayah lainnya adalah di Samudra Pasifik,” kata
Thomas .
Kala itu, lanjut Thomas, bayangan Bulan meliputi area seluas
100-150 km, hanya di 11 provinsi. “Wilayah Indonesia lainnya akan mengalami
gerhana sebagian.” Penduduk di 11 provinsi berpeluang melihat matahari
yang gelap gulita. Apalagi kejadiannya pada pagi hari, ketika potensi mendung
berkurang.
Ketika terjadi gerhana (baik Gerhana Matahari maupun Gerhana
Bulan), umat Islam diperintahkan untuk melaksanakan shalat Gerhana,
bertakbir, berdoa, dan mengumpulkan sedekah? Hal ini sebagaimana sabda
Rasulullah Saw.,
“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah suatu bukti di
antara sekian banyak bukti kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana
karena kematian atau kelahiran seseorang. Karena itu, jika kamu melihat Gerhana
Matahari dan Bulan, maka bertakbir dan berdoalah kepada Allah, shalat, dan
bersedekahlah kamu” (H.R. Muslim).
Cara pelaksanaan shalat Gerhana agak berbeda dengan shalat
wajib meski dari segi bacaan tidak ada perbedaan? Ibnu Abbas r.a.
berkata, “Sesungguhnya Nabi Saw. shalat Gerhana dengan empat kali ruku dan
empat kali sujud dalam dua rakaat” (H.R. Muslim).
Dari keterangan tersebut, dapat dijabarkan bahwa tata cara
shalat Gerhana meliputi :
1. Niat melaksanakan shalat Gerhana Bulan atau Matahari.
Niat ini tidak perlu diucapkan, cukup dalam hati.
2. Takbiratul ihram.
3. Membaca doa Iftitah.
4. Membaca surat Al-Fatihah.
5. Membaca salah satu surat Al-Quran (yang telah hafal).
6. Ruku.
7. I’tidal.
8. Dalam shalat wajib (bukan Gerhana), setelah i’tidal
dilanjutkan dengan sujud.
Nah pada shalat Gerhana, setelah I’tidal tidak langsung
sujud melainkan tangan bersedekap kembali seperti setelah takbiratul ihram yang
kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah, salah satu surat Al-Quran
(yang telah hafal), ruku, dan baru kemudian sujud seperti biasa.
Urutan dari 1 sampai 8 dihitung satu rakaat. Jadi dalam satu
rakaat ada dua kali ruku dan dua kali sujud. Rakaat kedua dilaksanakan sama
persis seperti rakaat pertama yang kemudian ditutup dengan tahiyyat akhir.
Inilah yang dimaksud dengan hadits di atas yang menyatakan bahwa shalat Gerhana
dilakukan dalam empat kali ruku dan empat kali sujud dalam dua rakaat.
0 komentar:
Posting Komentar