KAPSUL WAKTU, SIMBOL KOMITMEN ANAK MUDA LAWAN BAHAYA ROKOK
Dalam rangka memberikan dukungan
kepada pemerintah untuk mengaksesi FCTC atau Konvensi Kerangka Kerja
Pengendalian Tembakau, Gerakan Muda FCTC dibawah naungan Lentera Anak Indonesia
meluncurkan kapsul waktu. Kapsul waktu ini, merupakan simbol dan komitmen 20
anak muda dari 17 kota untuk mewujudkan Indonesia bebas rokok.
Sebelumnya,
mereka telah mengikuti training Pembaharu Muda yang memberikan pelajaran
tentang permasalahan rokok di Indonesia, kepemimpinan, membuat rencana aksi
advokasi, menggerakkan komunitas dan membangun relasi dengan media.
"Kapsul waktu itu isinya komitmen temen-temen, 20 anak dari
17 kota di Indonesia. Mereka ini mendukung Pak Presiden untuk mengaksesi FCTC
beserta blue print kegiatan mereka selama setahun ke
depan yang ditaruh dalam kapsul waktu. Dan itu sebagai bentuk simbolisasi
komitmen mereka. Mereka dalam setahun ke depan akan mewujudkan apa yang sudah
mereka tulis," ujar Juru Bicara Gerakan Muda FCTC, Margianta Surahman di
Jakarta, Jumat (1/4).
Layaknya
obor olimpiade, Gian menjelaskan, kapsul waktu itu akan berpindah dari satu
kota ke kota lain selama 1 tahun untuk menjadi semangat, kekuatan, pendamping
dan pengingat 20 anak muda tersebut untuk terus mewujudkan aksi-aksi mereka.
Hingga
kini, ia menyebut sudah ada 11 aksi yang berjalan. Pada Juli tahun depan,
kapsul waktu itu tersebut ditargetkan berada di persinggahan terakhir, yakni
Jakarta dan akan dibuka untuk melihat aksi apa saja yang sudah terlaksana.
Rokok dan Generasi Muda
Sementara
itu, Dr. Widyastuti Soerojo dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
(IAKMI) mengungkap, ada dua poin penting mengenai hubungan anak muda dan
industri rokok, yakni industri rokok berada di tangan anak muda dan anak muda
merupakan alat industri untuk mencapai profit. Untuk itu, gerakan anak muda
yang menolak keberadaan rokok tentunya menjadi kekuatan yang sangat besar bagi
pengendalian keberadaan rokok di Indonesia.
"Remaja
itu karakternya kan coba-coba dan memberontak. Peran pemberontakan itu ada di
semua iklan (rokok). Itu menarik buat remaja. Akhirnya dia mencoba merokok. Apa
yang terjadi? Ketika dia mau berhenti dia udah nggak bisa berhenti. Itulah yang
menjadi profitnya industri. Kebohongannya adalah dia (industri rokok) menarik
remaja melalui iklan, remaja itu merokok dan terjebak dan nggak bisa berhenti.
Di situ sebetulnya kunci keberhasilan industri rokok," jelasnya
"Kita
tahu bahwa remaja itu target. Industri rokok akan dekat sekali dengan remaja.
Tapi bayangkan, dari 40 juta remaja yang ada di Indonesia, 20 persennya saja
menolak, itu sudah jadi kekuatan besar. Ketika remaja ini memboikot, tidak mau
membeli rokok, mungkinkah industri rokok akan hidup? Industri rokok sangat
mengandalkan remaja. Jadi, industri rokok ada di tangan remaja," tegasnya.
Keterlibatan anak muda dalam kampanye FCTC ini juga sudah dilakukan
oleh beberapa lainnya. Gerakan Anak Muda FCTC sudah banyak melakukan aksi-aksi
terkait. Selain itu, ada Citra Demi Karina yang beberapa waktu lalu melayangkan
"surat cinta" kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama yang
menolak keberadaan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Layak Anak) yang dibangun dari
dana CSR anak
perusaan rokok.
Ada
lagi, Ketua OSIS SMP IT Ar-Rahman, Jihan atau yang akrab disapa Jeje, yang
sekolahnya merupakan salah satu sekolah yang diberikan pendampingan dari
Lentera Anak Indonesia. Jeje menggerakkan teman-teman dan warga sekitar menolak
keberadaan zat adiktif itu dengan melakukan aksi penolakan dan pencopotan iklan
rokok di sekeleliling sekolahnya. Aksinya bahkan didukung oleh pemerintahan
setempat.
Ketua
Lentera Anak Indonesia, Lisda Sundari menyatakan, pihaknya mengapresiasi
berbagai aksi anak-anak muda yang terlibat dalam kampanye FCTC.
"Kami
merasa, hal-hal seperti ini patut diapresiasi sehingga nantinya mereka makin
kuat untuk melakukan perlawanan (terhadap rokok). Lentera Anak sendiri melihat
posisi anak muda sebagai posisi, yang strategis. Mereka itu ditempatkan sebagai
target, tapi apabila target itu bersuara, menolak, maka itu akan menjadi
kekuatan untuk melawan industri rokok," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar